"Sebab pelayanan kasih yg berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah." -2 Kor 9:12
Anda pasti setuju bahwa Allah memberkati dan mencukupi kebutuhan manusia. Tapi kalau anda melihat orang-orang miskin disekitar anda, maka bisakah anda masih percaya bahwa Allah memberkati? Dengan cara apakah Allah memberkati? Apa buktinya?
Anda mungkin pernah mendengar kisah tentang seorang bpk yg rumahnya kebanjiran. Lalu ketika air mulai masuk rumahnya, semua tetangga mengajaknya mengungsi. Tapi dia menolak dengan berkata, "Tuhan pasti menolong saya."
Setelah air makin tinggi & anak-anak serta istrinya harus naik ke atas meja, datanglah perahu karet dari PemDa (Pemerintah Daerah) untuk menolong mereka. Tapi dia pun berkata, "Tuhan pasti menolong saya."
Air bertambah tinggi. Semua rumah sudah terendam. Kini si bapak beserta istri dan anak-anaknya bertahan di atap rumah. Lalu datanglah petugas penyelamat dengan helikopter, "Pak, ini adalah jalur terakhir. Bapak harus ikut kami. Raihlah tangan saya." Namun si bapak tetap menjawab, "Tuhan pasti menolong saya." Lalu pergilah helikopter tersebut. Dan tidak lama kemudian, istri dan anak-anaknya mulai tenggelam karena air yang makin tinggi. Lalu matilah mereka semua.
Ketika bertemu Tuhan, bapak ini marah-marah, "Tuhan, kenapa Engkau tidak menolong kami?" Jawab Tuhan, "Aku sudah mengirim tetanggamu, perahu karet dan petugas dengan helikopter untuk menolong keluargamu!!"
Sadarkah Saudara bahwa Tuhan tidak akan menolong org-orang miskin disekitarmu dgn menjatuhkan sekarung uang dari langit? Andalah yang harus menolong mereka! Itu pula yang Yesus ajarkan (Mrk14:7).
Tuhan memakai manusia untuk memberkati manusia! Manusia HARUS menjadi perpanjangan tangan Tuhan. Nats kita hari ini jelas mengatakan bahwa 'pemberian' adalah bentuk playanan kasih!! Dan ia mendatangkan berkat lipat dua: "mencukupkan keperluan orang-orang kudus" dan "melimpahkan ucapan syukur". Dan ia pun memberi pertolongan padamu lewat tangan manusia! Jangan gengsi!!
Sobatmu,
Assaf Imanuel